Dompu Disepelekan Lagi. Kesian…T_T

Lagi-lagi sebagai daerah yang selalu dianggap hanya satelit, Dompu diremehkan. Beberapa bulan yang lalu saya sudah sangat gembira mendengar akan adanya internet dengan koneksi 256kbps yang akan dipasang di Dompu untuk keperluan pelajar (baca juga : Di Dompu ada Internet?), sampai tiba-tiba kemarin, pak Yanto (Suharyanto) mengatakan bahwa permohonan yang diajukan dibatalkan oleh pemerintah pusat (Komennya ada di tulisan tersebut).

Oke, saya no problem kalo memang Internet di seluruh kabupaten di Pulau Sumbawa memang seluruhnya dibatalkan. Mau bagaimana lagi, penggunanya memang tidak sebanyak di pulau jawa atau lombok. Wong penduduknya sendiri hanya sedikit kok.
Masalahnya, yang membuat saya geram, marah, mangkel, menyundel-nyundelkan, adalah bahwa kabupaten Bima dan Sumbawa mendapat jatah! Loh? Kok Dompu nggak? Apa yang kurang dari Dompu untuk dianggap kabupaten? Dompu memiliki bupati sendiri (Walaupun yang sekarang adalah pelaksana karena bupati asli ditangkap korupsi). Dompu memiliki anggota legislatif sendiri. Kantor daerah Dompu berdiri dengan tegak, ga ganti-ganti. Dompu punya rakyat yang mampu bayar pajak. Bahkan Dompu TERMASUK dalam SUMPAH PALAPA yang diucapkan Gajah Mada!

Kalau seperti ini, saya lagi-lagi teringat ketidakadilan untuk Dompu. Dompu itu kabupaten, tapi kantor pelayanan pajak di dompu hanyalah kantor pembantu (KP4). Pajaknya selebihnya disetor ke bima. Dompu itu kabupaten, tapi generator listriknya diambil dari Bima. Padahal, menurut Bung Joni Keke, yang sudah saya tanyain sebelumnya, mesin tersebut adalah sumbangan dari Bule untuk orang Dompu. Benar atau tidak, entahlah, yang pasti dengan adanya pembagian listrik seperti itu, kabupaten Dompu selalu mengalami mati listrik sekejap yang tidak dapat diprediksi. Akbatnya tentu saja kulkas, TV, monitor, dan alat-alat elektronik yang lain jadi rusak. Bahkan jiwa pemilikpun rusak karena memikirkan harga-harga barang yang dirusak listrik. Kasihan.

Apa yang diinginkan pemerintah pusat dari masyarakat Dompu? Ingin mengadu rakyat Dompu dengan Sumbawa dan Bima? Mau bikin perang saudara? Terlalu banyak ketidak adilan seperti ini!

Oke. Saya memang tidak termasuk warga asli Dompu. Memang, orang tua saya bukanlah orang asli Dompu. Tapi saya tahu, Langit sebagai atapku dan bumi sebagai alasnya. Selama saya bertugas dan sebagainya di kabupaten Dompu, langit Dompu telah menaungi saya dan Bumi Nggahi Rawi Pahu pijakan saya, maka saya adalah bagian dari Rakyat kabupaten Dompu yang mengharapkan keadilan pembangunan di Indonesia Timur disama ratakan. Rakyat Dompu yang asli mungkin tidak berbicara banyak, tapi itu disebabkan karena mereka memang Tidak Tahu akan hal ini.

Sungguh “terkenal” dan “hebatnya” kabupaten Dompu sampai pak Tantowi Yahya dari Wowantubi a milyuner mengeluarkan pertanyaan diatas titik aman kedua, pertanyan yang dekat dengan si satu milyar :

“Dimanakah letak kabupaten Dompu? A. Sumatra B. Sumbawa C. Sumba D. Kalimantan?”
“Jawaban anda?”
*yang duduk di kursi panas mikir-mikir*
“C. SUMBA!” Jawabnya.