HANJRIT! NIAT!

Jika melihat kegagalan, saya dipastikan akan mengatakan: “Ah, emang ga niat.” Bukan sekedar bermaksud ngejek, sepengalaman hidup saya, sesuatu yang tidak diniati pasti ujungnya ancur. Jika niat, maka anda akan memberikan effort maksimum, perhitungan yang pas, tidak lebih dan kurang, dan ketepatan dengan tingkat akurasi yang luar biasa. Detail, kata saya.

Dan jika banyak perkataan tersebut, yang “emang nggak niat.” itu saya lontarkan ke orang, anda bisa bayangkan seberapa banyak kata tersebut saya lontarkan ke diri sendiri. Lebih baik mundur, kalau nggak niat. Kenapa? Karena niat anda lebih berat ke mundur. Yada-yada…

Bicara tentang hasil yang pasti berhasil, saya sangat suka menikmati hasil yang mendetail dari sesuatu yang emang diniatin ngelakuinnya. Barang-barang aneh yang saya bikin waktu SD dan emang niat (misalnya detektor jarum -cupu- yang pakek magnet itu, kalau jarumnya ketarik, nempel, lampunya bakal nyala dan keluar suara) masih saya simpan buat koleksi. Tulisan-tulisan saya, entah di forum, entah di imel, entah di sms juga saya simpan kalau bikinnya niat. Btw, itu termasuk data-data hasil ngesepai yang juga saya niat ngumpulinnya, entah katepe orang sampek sms cinta, wahahahahhaahanjing…!

Oh, dan salah satu yang saya selalu kumpulin (sampe betera-tera bait) itu adalah felem. Manusia, kartun, campuran keduanya, beragam tipe dari Anime sampe Iklan. Banyak yang bilang ke saya, untuk apa disimpan, toh sekali dua ditonton, sudah cukup.
Tidak juga, saya tetap nonton kok.

Nah, banyak orang yang sedikit bingung bagaimana cara saya menonton ulang sebuah film. Saya tidak menontonnya dari awal sampai habis. Saya biasanya nyepetin ke bagian tertentu yang detailnya indah, dan saya akan menonton bagian tersebut berulang-ulang, walaupun bagian tersebut durasinya tidak lebih dari 5 detik.

Niwe, hari ini teman sebelah meja kantor saya feeling so rese sama saya, gegara saya nonton ulang K-On! High res yang saya embat dari tempatnya Lurkard. Dia bete, apalagi saya nontonnya ngeanchor dan sambil kerja… eh, tepatnya bukan nonton, dengerin suaranya saja sudah enak. Anda tau ngeanchor? Mungkin ada yang masih inget jaman-jaman LD/VCD, itu fitur dimana jika kita memutar sebuah video, kita bisa menandai bagian tertentu di timeline video tersebut sebagai titik a dan titik b. Jika kita tekan play, video hanya akan diputar pada bagian tersebut saja.
Bisa dipastikan suara yang keluar dari melchior hari itu cuman itu-itu doang, dan betelah dia.

Apa pasal? Selain emang di hdd eksternal hari ini cuman ada K-On!, saya memang suka memperhatikan dan menikmati keniatan orang-orang yang ngerjain felem ini. Jangan dululah dibandingkan dengan niatan yang bikin Byousoku 5 cm. Itumah detailnya ANJING GILA BANGSAT MANTAP PISAN EUY!!!
Eh anu, maap, saya kesambet iprit.
Jadi begini…
Saya memang suka nikmatin niatan kebanyakan orang yang bikin film bertema musik, terutama jika itu kartun, hanya untuk menikmati sinkronisasi antara musik yang ditampilkan dengan gerakan karakter yang dijamin pura-pura maenin alat musik tersebut, yang, jika sinkron, ANJING GILA BANGSAT MANTAP PISAN EUY!!!
Saya sendiri sebenernya dulu nggak minat nonton K-On!, tapi sukurlah di Episode satu Krauser muncul dan membuat saya tetep nonton K-On! sampe tamat dengan kalimat khas beliau: “SAATTSUGAII SURUZOOO!” WAHAHAHAHAHAHAHA! GO! TO! DMC! GO! TO DMC!

Eh anu, maap, saya kesambet iprit lagi.
Jadi begini…

Contoh sederhana, coba, jika anda punya, putarlah K-on! episode satu dan percepat ke 02:54 – 02:57. Kalau anda drummer, coba lihat, Ritsu memainkannya dengan “benar”! 😀 Mau yang lebih bener lagi? Episode 12, 19:28 – 19:33.
Atau kalau anda megang kibor, coba lihat tangannya Tsumugi di 02:08 – 02:10.
Errr… Saya nggak pernah megang bass, tapi kalau anda megang, coba lihat Mio di 02:57 – 03:01.
BANGSAT! NIAT! Wahahahahahaha!

Sedikit cerita, pun jika anda memperhatikan opening dari kebanyakan Anime, anda akan melihat sinkronisasi yang indah antara lagu dengan gambar.
Putarlah opening apa saja yang bisa anda temukan, dan perhatikan:
– Gambar atau pergerakan tokoh akan berubah jika lagu pindah kunci, kalimat, atau bait syair.
– Nuansa gambar biasanya berubah menyesuaikan dengan lagu, kalau bagian lagu tersebut ada rasa sedihnya, gambar bertema sendu akan ditampilkan.
Kemudian bandingkan dengan niat orang-orang yang bikin opening sinetron Indonesia.
Nggak usah banyak dibicarakanlah, banyakan jual efek tulisan di nama pemain, gerakannya kadang dipercepat, ah, susahlah… Lah bahkan klip musik video saja kebanyakan visualnya ga sejalan ama lagunya kok.

Dan keindahan dari niat tersebut tidak berhenti sampai disitu. Mungkin kebanyakan dari anda tidak memperhatikan, tapi K-On! session pertama sebenarnya memiliki dua opening, yaitu opening sebelum azusa tampil, dan setelah azusa tampil. Yoi, dan saya tidak membicarakan tentang video openingnya, tapi lagunya.
Semua juga bisa melihat dengan mudah, tentu saja setelah azusa datang, di video itu ada gambar azusanya. Itu mah bukan niat. Itu keharusan. Nah, ada yang perhatikan lagunya?

Coba dengarkan lagu openingnya sebelum Azusa muncul (sebelum episode 9):

Dan setelah Azusa muncul (episode 9 sampai abis):

Nah, anda tahu bedanya?

Setelah Azusa datang, maka ada dua gitaris dalam Houkago Tea Time. Normal jika ada satu lead guitar, dan lebih normal lagi jika ada Rhytm, dan ada Melody. Nah, coba perhatikan di detik ke 00:49 – 1:00 dari video pertama (opening sebelum Azusa datang).
Sudah? Oke. Ingat semua yang bisa anda rasakan. Kemudian putar video kedua di detik ke 00:49 – 1:00 (opening setelah Azusa datang) (bisa ditemukan pada 01:16 – 01:28 di video full episode 9). Gimana? Udah dapet bedanya?
Gimana?
Gimanaaa…?

Yoi, pada opening setelah Azusa datang, ada melody yang di fill in ke lagu Cagayake girls, dan auranya itu loooh, Jimi Hendrik euy!

Inkes anda tidak bisa mendengar, kira-kira suaranya gini:

Sukaato takeeniiseenchi…
“WREWNEEEW NEEEEEWNNGGGG.. ”
Tsumetaaara to-bu-yo…
“TWEEEWTEREREEEWWWW….. ”
Kinoi yoori too okuuuu
“TWEWTEREREEEWWWW, ”
Ototoi yori ok-ta-bu takaku!
“WEEEW, WEEEW, WEEEEEEWW!!”

Dan tentu saja itu lagu yang berbeda, namanya saja Cagayake! GIRLS go nin version…
HANJRIT! NIAT!

Bukan, bukan. Sampulnya bukan om Jimi Hendrik diatas…

Ohiya, skip ribut-ribut nentuin mana yang cocok ngelead, Les Paul atau Fender, toh tinggal pindah ke bridge pick u… loh saya ngomong apa sih, saya kan nggak pegang gitar. Ohiya, inget yah, saya juga bukan otaku. Saya Blek, tengkyu.