Posted by: Black_Claw | June 20, 2020

Kasus Bintang Emon

Mendadak saya ditanya. “Bintang Emon itu sengaja diserang pemerintah, ya?”

Jadi, narasi yang dibangun adalah, karena Bintang Emon bikin lawakan yang menyindir tentang hukuman penyerang Novel Baswedan cuma 1 tahun, dia sengaja difitnah pake narkoba sama pemerintah.

Oh pelis. Percayalah, intelejen Indonesia nggak segoblok itu.

Kerja intelejen, nggak mungkin melakukan fitnah pake akun abal-abal dengan follower 5 orang yang langsung kena banned di twitter. Intelejen juga tidak akan menggunakan kebohongan yang gampang sekali terdeteksi macam narkoba itu. Tinggal cek urine, selesai. Bukan gitu cara propaganda intelejen.

Sayangnya, masyarakat umumnya malah berpikir “Lha, itu dia baru ngritik penanganan kasus Novel Baswedan udah difitnah narkoba! Pasti karena pemerintah ga suka sama dia!”

Dan tentu, masyarakat Indonesia yang mayoritas suka sama teori konspirasi dkk itu bakal dengan senang hati mengamini narasi tersebut. 😀

Konspirasi di real life, konspirasi yang nyata itu ribet dan kompleks. Saking ribetnya, kamu nggak akan segampang itu mengerti jika terjadi konspirasi. Itulah mengapa konspirasi macam kasus Jiwasraya ala Benny Tjokro, real life conspiracy, malah nggak menarik bagi kamu, karena ya itu. Kamu susah buat ngerti.

Jadi, kalau memang ini konspirasi pemerintah lewat intelejennya, percayalah. Mereka nggak akan pake kebohongan level tes urine. Intelejen negara kita itu bahkan disekolahin. Ada sekolah khususnya, sekolah kedinasan. Kayak sekolah STAN buat jadi pegawe pajak gitu. Lulusannya, bakal jadi agen lapangan atau analis, dan mereka nggak akan segoblok itu.

Kebohongan narkobanya si Bintang Emon ini justru kontra-intelejen yang melakukan. Maksudnya gimana? Ini yang menyebarkan memang kubu yang beroposisi dengan pemerintah. Caranya? Ya itu tadi. Dengan sengaja menyebarkan kebohongan yang gampang ketahuan.

Oposisi pemerintahan ini, dengan sengaja memfitnah Bintang Emon dengan kebohongan yang gampang ketahuan, supaya masyarakat tambah marah dengan pemerintah. “Pasti karena pemerintah ga suka sama dia!” pikir mayoritas orang Indonesia.

Bintang sendiri memang ga ngerti apa-apa dan dimanfaatkan untuk digoreng isunya oleh kubu oposisi pemerintah. Orang-orang yang membantu dan menyemangatinya juga tidak lebih dari orang yang tulus membantu, tapi dimanfaatkan juga. Ya, karena ketidaktahuannya.

Dalam hal ini, tidak ada itu pemerintah represif-represifan. Bahkan kalaupun pemerintah represif, percayalah. Pemerintah, lewat intelejennya, tidak akan melakukan tindakan konyol dengan menyebarkan kebohongan yang gampang ketahuan. Pake akun abal-abal di Twitter, lagi.


Leave a comment

Categories